fbpx

Bupati Bener Meriah Dinilai Tidak Serius Tangani Covid-19

KABARANDALAN.COM, REDEOLONG – Arianda Sekretaris SiGAP Bener Meriah mengatakan, Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bener Meriah Semakin Bertambah, hal tersebut menyebabkan masyarakat semakin resah. Rabu, (29/7/2020).

Persoalan Covid 19 di Kabupaten Bener Meriah sebenarnya sudah pada tahap mengkwatirkan atau zona merah sejak ditemukannya kasus pertama di Kabupaten ini. Ungkap Arianda.

Arianda menambahkan, upaya pencegahan covid-19 yang dilakukan oleh Pemda tidak terlihat lagi di Bener Meriah, jelas ini merupakan keselahan besar Pemerintah dalam penanganan covid 19. Karena pemerintah pusat menintruksikan penerapan kehidupan new normal bukan untuk hidup normal sebagaimana biasanya.

Baca Juga:  Pemeriksaan Covid-19 di Aceh Gratis

Hari ini menjadi catatan buruk penangan Covid-19 di Bener Meriah, dua hari sebelum perayaan Idul Adha, ditemukan kembali kasus baru yang kemudian mencapai 11 orang positif covid 19. Terang Arianda.

Arianda mempertanyakan keseriusan dan tanggung jawab Pemerintah Bener Meriah yang memberikan izin keramaian seperti hiburan keyboard, pekan, dan menutup posko-posko di setiap akses masuk Bener Meriah padahal indonesia masih berada pada krisis covid 19.

Baca Juga:  Dinas Pendidikan Dayah Lakukan Donor Darah

Kemudian, Pada saat keadaan genting seperti saat sekarang ini, ternyata kasus meninggal akibat positif Covid-19 di Desa Rembele tidak di makamkan sesuai prosedur yang berlaku. Jelas Arianda.

Kita tidak tahu bagaimana keadaan di Bener Meriah setelah ditemukan 11 kasus baru positif covid-19, karena sebelumnya pasien pasien yang dinyatakan positif sudah lebih dahulu bertemu dan berinteraksi sosial dengan orang banyak, Pemerintah sangat sepele dengan batu kecil di depannya tetapi kemudian tersandung juga. Imbuh Arianda.

Baca Juga:  Plt Gubernur Aceh Ungkap Strategi jadi Daerah dengan Kurva Landai Covid-19

“Kami berharap pemerintah mengambil langkah tegas dalam menangani Covid-19, penyemprotan disinfektan dan penerapan lokdown atau check masal pada desa-desa yang masyarakatnya terjangkit, karena sampai sekarang masyarakat pada desa-desa tersebut masih dibiarkan berinterksi dengan orang luar. Tutup Arianda. [Jalal/Red].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *